BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 20 November 2010

Inovasi Teknologi Pemasaran bagi UKM

Pemasaran merupakan problem utama bagi UKM ditengah era globalisasi. Perubahan dari proteksi ke liberalisasi dapat mengakibatkan banyak UKM mengalami penurunan pangsa pasar karena meningkatnya persaingan seperti banyaknya produk dengan harga dan kualitas yang lebih kompetitif, adanya produk penganti, dan hadirnya pendatang baru. untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh UKM tersebut, diperlukan upaya berbagai terobosan pasar baru, penetapan strategi pasar yang jitu, peningkatan kualitas produk, dan daya saing produk yang dihasilkan. Hal–hal tersebut dapat dirangkum dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai keunggulan bersaing, yang dirumuskan dengan menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya.


Keunggulan bersaing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan. Selanjutnya, posisi tawar terkait erat dengan modal,peluang yang dimiliki dan kompetensi internal UKM sebelum produk yang mereka hasilkan ditawarkan pada pasar. (Infokom No. 25 Tahun XX, 2004 ).

Kendala pemasaran UKM disebabkan oleh keterbatasan organisasi bisnis UKM dalam membaca selera pasar, mengenal pesaing dan produknya, kemampuan memposisikan produknya di pasar, dan mengenal kelemahan dan keunggulan produknya ditengah produk-produk pesaing, dan kurang mengoptimalkan promosi dan strateginya. Kendala tersebut mengimplikasikan lemahnya marketing intelligence UKM. Oleh karenanya diperlukan tools dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi bisnis UKM dalam meningkatkan kemampuan pemasarannya.

Untuk mendukung perumusan dan implementasi strategi pemasaran yang jitu pada UKM, pemanfaatan informasi menjadi sangat urgent. Informasi tersebut dapat berasal dari sumber-sumber data internal perusahaan atau data ekternal perusahaan dan akan benilai jika menenuhi kreteria akurat, tepat waktu dan dapat memberikan abstraksi terhadap realitas yang ada. Dengan ketersediaan informasi, pengguna dapat mengambil keputusan yang tepat, cepat, efektif dan efisien.

Sebuah konsep berikut, ditawarkan bagi teknologi pemasaran bagi UKM dalam bentuk pengembangan sistem informasi dan sistem pendukung keputusan untuk fungsi pemasaran bagi UKM yang bertujuan meningkatkan kemampuan pemasaran suatu perusahaan sehingga dapat mendorong perubahan organisasi UKM bersaing tingkat yang lebih luas, dari lokal ke nasional atau internasional dengan menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Pengembangan pemasaran dilaksanakan secara aktif oleh organisasi bisnis UKM dengan di topang ketersediaan teknologi bagi sistem pemasarannya. Selanjutnya teknologi tersebut di sebut dengan istilah M-Order.

M-Order berfungsi sebagai data colection dan mengorganisir data tersebut, dan melakukan abstraction melalui instrument matematik, statistik dan operational research model sehingga mampu menyajikan informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dalam mendukung proses pemasaran, yang terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran, sehingga tujuan pemasaran tercapai, yaitu mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. M-Order merupakan sistem terpadu dengan memanfaatkan data internal dan data eksternal organisasi dalam mentransformasi data menjadi informasi yang di butuhkan pemakai. Konsep M-order berbeda dengan CRM, Jika CRM lebih menekankan customer loyality, maka M-order menekankan pada customer satisfaction. M-order mendorong keinginan pasar yang lebih terhadap produk perusahaan.

M-Order di bangun atas beberapa sub sistem yang terpadu dengan komponen sebagai berikut :

1. Sistem Operasional Pemasaran berfungsi mendukung operasional pemasaran seperti menyediakan informasi tentang product knowledge, price knowledge, competitor knowledge, buyer knowledge, dan pengelolaan order pelanggan.
2. Sistem Intelegensi pemasaran berfungsi memberikan gambaran tentang perkembangan pemasaran sehingga dapat dilakukan fungsi pengendalian dan evaluasi kualitas pemasaran
3. Sistem Riset Pemasaran berfungsi untuk perancangan, pengumpulan, analisis dan pelaporan data yang sistematis serta temuan-temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan
4. Sistem ekstraksi data dan model, merupakan interface memungkin data eksternal dan model pengambilan keputusan dapat update secara online dari pusat database yang terhubung dengan internet yang khusus disediakan oleh pengembang untuk meningkatkan kapabilitas dan peformance system yang di gunakan oleh user, atau dari data hasil pengamatan langsung. Dengan sistem ini, informasi makro seperti demografi,ekonomi, politik,hukum, teknologi,fisik dan social, budaya dapat di distribusikan dari server pengembang ke sistem yang di gunakan client.
5. Sistem Informasi dan Pendukung Keputusan Pemasaran Terpadu merupakan suatu tool yang berfungsi mengkoordinasikan seluruh komponen dalam M-order sehingga mampu mentranformasi informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan pada level operasional maupun level manajerial dalam masalah yang berhubungan dengan pemasaran.

Output pemanfaatan m-order adalah perubahan organisasi bisnis UKM dari organisasi dengan lingkup pemasaran tingkat lokal atau nasional menuju tingkat global (internasional), meningkatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi UKM dengan melaksanakan serangkaian tindakan pemasaran terpadu secara efektif dan efisien.

Untuk dapat melaksanakan fungsi seperti disyaratkan di atas maka komponen minimal yang harus dimiliki oleh m-order adalah :

1. Basis Data, berisi internal data dan eksternal data. Eksternal data dapat di peroleh dari dokumen eksternal seperti yellow page, majalah/surat kabar, pengamatan langsung, data di internet, dan lain-lain.
2. Basis Model, berisi algoritma untuk mengidentifikasi dan evaluasi prospek pelanggan terhadap kemungkinan pembelian misalnya linier programming, AHP (analitycal hierarchy proses), dan simulasi
3. Sistem ekstraksi, memungkinkan proses updating data dan model secara fleksibel dan mudah
4. Instrumen penawaran dan pengendalian order pembelian
5. Dikembangkan untuk didukung teknologi mobile untuk tujuan meningkatkan akses distribusi data dan informasi dan meningkatkan kecepatan proses pengiriman data/informasi dan pengumpulan data, sehingga nilai guna output yang di hasilkan dapat disajikan secara cepat dan waktu yang tepat.

Pengembangan Software M-Order

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal terhadap pengembangan dan penggunaan software tersebut maka strategi yang dapat dilakukan adalah :

1. Proses pengembangan secara iteratif untuk tahapan analisis, perancangan, pengembangan, testing dan dokumentasi, serta publikasi langsung melalui internet setiap tahapan proses untuk mendapatkan feed back yang optimal.
2. Penetapan software sebagai competitif software diukur dari nilai ekonomi dan manfaatnya. Dengan kebijakan ini selain akan mempercepat proses perkembangan dan juga tingkat implementasi di kalangan UKM

Strategi Implementasi

1. Penerapan produk software sebagai competitif software sebagai jawaban terhadap keterbatasan kemampuan pembiayaan UKM dalam meningkatkan kualitas teknologinya.
2. Pembangunan web site sebagai : e-distribution, e-update,e-survey dan e-learning bagi produk software, instrumen untuk memberikan dukungan implementasi dan optimalisasi benafit dari implementasi, membangun komunitas, dan mendapatkan feed back yang optimal untuk pengembangan software
3. Menggandeng institusi terkait seperti lembaga profesi manajemen, atau lembaga pemberdayaan UKM , serta sentra industri kecil dan mengah dalam mengimplementasikan m-order
4. Membantu user dalam meningkatkan kualitas data eksternal dan intelegensi model melalui updating seperti pada utility anti virus dan melaksanakan e-survey dalam mengoptimalkan eksternal data khususnya faktor makro yang berhubungan dengan pemasaran dan kepuasan pelanggan.

Dengan implementasi m-order maka sistem informasi pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan menjadi lebih efektif dan adaptif karena sistem tersebut menghasilkan informasi bersumber dari internal perusahaan dan data eksternal yang up to date karena didukung kemampuan updating database secara online dan mobile. Dengan demikian output berupa informasi pendukung keputusan pemasaran menjadi lebih akurat, relevan, bernilai, dan tepat waktu, sehingga kemampuan UKM dalam memasarkan dan menghasilkan inovasi produknya menjadi lebih baik, kompetitif, efektif, dan efisien.

UKM modus keuangan kontrol

Di Cina, grup pribadi dari bentuk baru organisasi bisnis adalah booming, sebagian besar melalui sektor swasta mulai dari nol, dari kecil ke besar, dan secara bertahap membentuk inti dari perusahaan perusahaan kelompok induk, panggung, cara mendirikan perusahaan swasta kecil dan menengah Kelompok Pengawasan Keuangan Model, menengah dan kelompok swasta kecil untuk menyelesaikan kurangnya luas saat ini koordinasi di dalam Grup, operasi Grup unit yang dimiliki dalam pengelolaan keuangan dan pengendalian di balik isu-isu negatif, meningkatkan manajemen Grup secara keseluruhan, untuk mempromosikan pembangunan yang sehat dari Grup. Ini merupakan keprihatinan bersama pengusaha.

Tujuan Enterprise Group Pengawasan Keuangan

Enterprise Group berbeda dari grup. Enterprise Group bukan badan hukum yang dikendalikan oleh posisi perusahaan induk sebagai inti untuk memegang anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan kepemilikan independen oleh pengusaha yang dikuasai perusahaan atau organisasi kelompok usaha lainnya.

sistem keuangan Enterprise Group's dasarnya berdasarkan hubungan modal sebagai link dari unit akuntansi independen dari himpunan sistem keuangan.

Enterprise Group tujuan kontrol keuangan internal, adalah untuk menentukan perusahaan induk posisi terdepan sebagai bisnis inti dari kegiatan usaha mereka dan unit terkait data keuangan melalui tercermin akurat dan tepat waktu, dan efektif pengawasan dan kontrol. pengolahan yang masuk akal sentralisasi dan desentralisasi dari hubungan antara pembangunan dan berorientasi pada keuntungan, meminimalkan konflik internal, memobilisasi antusiasme, langkah koordinasi, pengembangan kolaboratif, memastikan tujuan perusahaan kelompok bisnis dan perencanaan strategis lancar.

Sistem Enterprise Manajemen Keuangan

1, perusahaan kelompok organisasi manajemen keuangan dan fungsi.

Enterprise Group, perusahaan induk yang akan dibentuk untuk secara efektif mengelola dan perintah dalam sistem keuangan di mana pusat keuangan Grup.

Umum Enterprise Group Keuangan Pusat sebagai lembaga tertinggi manajemen keuangan harus memiliki tiga kemampuan, peningkatan kapasitas organisasi satu, yaitu, sistem keuangan, dan menciptakan kapasitas Grup. Untuk dapat dari perencanaan pajak, akuntansi keuangan, tim dengan, kontrol pengawasan, untuk beradaptasi dengan perkembangan masa depan, seperti desain dan menciptakan sebuah perusahaan induk dan organisasi keuangan perusahaan mereka. Kedua, kemampuan penilaian proyek, juga harus memiliki sebuah proyek baru, kemungkinan produk baru, kemampuan untuk menilai rencana bisnis keuangan untuk pembiayaan, investasi dan mendukung pembagian dividen. Ketiga, pendukung keputusan, harus tepat waktu dan akurat pengambilan keputusan untuk Group, posisi keuangan secara keseluruhan Grup untuk menyediakan laporan analisis, laporan ini harus terus menerus dan berkualitas tinggi dan dapat memberikan dasar bagi pengambilan keputusan.

2, untuk mendirikan unit keuangan mereka "kepemimpinan ganda" sistem.

Dan kontrol sebenarnya anak perusahaan operasi perusahaan mematuhi untuk menunjuk petugas keuangan untuk melaksanakan sistem. Diangkat petugas keuangan dapat diberikan manajer keuangan perusahaan itu, posisi kunci juga dapat umum pejabat keuangan, fungsi dasar yang harus ditunjuk untuk pemahaman yang komprehensif dari semua situasi keuangan perusahaan dan pelaporan keuangan melalui laporan secara berkala ke orangtua . Hubungan antara petugas keuangan ditunjuk personil, membayar dasar harus dalam induk perusahaan, upah kerja dan bonus dalam perusahaan yang akan ditunjuk untuk menjaga independensi relatif dari staf ditunjuk. Untuk tidak memegang atau mengendalikan saham di perusahaan afiliasi, harus memperkuat analisis laporan keuangan, dan tidak mengambil bentuk nyata dari sebuah pertanyaan, untuk memaksimalkan pemahaman dan memahami korelasi operasi perusahaan induk dan posisi keuangan.

3, mengatur sistem keuangan masing-masing perusahaan. Dari masing-masing perusahaan untuk membangun sistem akuntansi yang relatif seragam, sistem informasi keuangan terpadu. Kondisi dapat dibawa ke perusahaan induk sebagai inti dari penyimpanan dan distribusi yang terpusat sistem informasi akuntansi keuangan jaringan remote.

Saat ini Grup Manajemen Masalah dan Solusi Enterprise Keuangan

(A) dari perusahaan perusahaan sekelompok masalah

1, bebas untuk menyesuaikan laporan keuangan.

manajer bisnis mereka umumnya menyesuaikan kinerja sebuah fenomena dengan laporan. Ketika kinerja bisnis yang baik, sering menyembunyikan pendapatan dan keuntungan, pertama, untuk menebus penurunan kinerja setelah kinerja, dan kedua, tidak ingin mengurangi akumulasi dividen tahunan besar dana operasi; ketika kinerja perusahaan yang buruk, itu sering meningkat pendapatan dan keuntungan, pertama untuk menjaga citra tim, untuk mempertahankan posisinya, yang kedua adalah untuk membuat tim untuk kepemimpinan mereka terhadap pengembangan dukungan yang lebih besar.

2, lebih-ketergantungan pada sistem pengendalian internal yang ada, tidak bisa menjadi perbaikan positif.

Perusahaan-perusahaan dalam Grup adalah seluruh energi kita terkonsentrasi dalam operasi produk, karena skala tidak cukup besar, bukan lembaga kepegawaian yang lengkap, kualitas rata personil tidak hanya implementasi pasif dari sistem yang ada perusahaan induk keuangan dan sistem pengendalian internal. Little energi dan kemampuan untuk mengintegrasikan diri dalam praktek perusahaan yang sebenarnya, penelitian dan perbaikan efektif sistem pengendalian internal yang ada. Hasil akhir sulit untuk beradaptasi dengan kebutuhan internal perusahaan pengendalian sistem bisnis, yang membatasi pengembangan usahanya.

3, hanya laporan tidak menganalisis.

Enterprise Group Perusahaan tidak hanya untuk memberikan atau pernyataan tidak benar analisis kondisi keuangan. Laporan sederhana, waktu miskin.

Grup memperluas lebih cepat dan lebih cepat, poin (a) perusahaan lebih dan lebih dari upaya pemantauan berikut menjadi fenomena kurang umum. Setiap bulan, perusahaan dapat melaporkan kepada induk perusahaan laporan keuangan bulan lalu, namun tidak hanya laporan luas. Sejak pelaksanaan laporan keuangan akrual, jadi jika tidak melakukan analisis keuangan, eksekutif profesional non-keuangan dari laporan keuangan tidak dapat memahami situasi yang sebenarnya dari perusahaan. Penuh perubahan kondisi operasi dan isolasi antara lain data keuangan selalu ada kesenjangan tertentu, bukan analisis sering enggan untuk analisis, bukan analisa. 4, enggan menerima pengawasan keuangan.

Dengan status hukum perusahaan mereka, manajer mereka sering mengklaim kemampuan untuk mengelola perusahaan Suo bertanggung jawab, bersedia menerima induk perusahaan dan pemegang saham Jian Du, terutama dalam pengawasan keuangan. Jika Anda pergi ke audit, bahwa para manajer perusahaan induk tidak percaya padanya, jika Anda dikirim petugas keuangan, dia anggap tidak perlu, adalah untuk membatasi kekuasaan.

(B) Solution.

1, yang benar sikap manajer.

Pertama-tama, untuk mendidik para manajer, untuk memahami bahwa, sebagai pemilik (induk perusahaan) pemegang saham utama, berhak untuk mengetahui kondisi riil perusahaan. Kewajiban sebagai manajer untuk induk perusahaan atau pemegang saham utama untuk memberikan operasi bisnis yang transparan dan kondisi keuangan, dan ini adalah mutlak dan tanpa syarat. Kedua, situasi keuangan yang baik atau buruk bisnis yang paling langsung dan akurat refleksi dari manajer harus belajar untuk menggambarkan angka-angka keuangan operasi bisnis. Oleh karena itu, analisis keuangan tidak hanya beberapa analisis rasio keuangan, harus berasal dari kondisi operasi saat ini, posisi arus kas, keseimbangan sudut pandang pada negara secara keseluruhan situasi bisnis saat ini dalam analisis yang komprehensif.

2, membangun sistem informasi keuangan halus.

sistem informasi keuangan untuk mencerminkan kondisi bisnis di saluran utama, tidak cukup jika aliran sistem informasi keuangan, manajemen informasi, ketepatan waktu selalu buruk. kelompok harus Enterprise awal, menempatkan sistem informasi keuangan sebagai tugas penting dalam pekerjaan keuangan. Membangun sistem informasi mulus keuangan bukan keputusan apa yang bisa dilakukan. situasi yang berbeda-beda menurut perusahaan, langkah demi langkah, dari yang mudah ke sulit, dari ringkasan laporan, angka akuntansi untuk penyimpanan terpusat remote. Ultimate real-time sentralisasi manajemen informasi akuntansi.

3, untuk menciptakan norma-norma praktis "Laporan Keuangan Komprehensif" template. Pengelolaan perusahaan dengan sistem, komprehensif ringkas, lengkap, penyusunan laporan keuangan bulanan. Laporan Keuangan template harus meliputi: (1) informasi dasar, modal terdaftar, jumlah karyawan, bisnis berbagai produk. (2) aset periode berjalan. Total aktiva, total kewajiban dan aktiva bersih. Analisis potensi kerugian aset, atau aset dan kewajiban yang disesuaikan dengan aset yang sebenarnya, kewajiban dan posisi ekuitas. (3) operasi. Utama situasi penjualan produk yang menguntungkan, dan tren pasar potensial. Distribusi pelanggan. Diharapkan tiga bulan penjualan dan laba rugi dan situasi, masalah dan penanggulangan. (4) Solusinya harus diselesaikan dalam masalah keuangan baru-baru ini.

3, untuk memperkuat pemeriksaan dan pengawasan. Internal audit sesuai dengan hukum, membangun sistem audit berkala, sesuai dengan kondisi bisnis yang berbeda, tahap operasi yang berbeda dari tugas audit. Tujuan utama dari audit, pertama, penegakan disiplin keuangan, dan kedua, untuk mencerminkan posisi keuangan sebenarnya dari perusahaan, sehingga kelompok tahu apa pimpinan perusahaan yang bersangkutan.

5, "Laporan Keuangan Komprehensif" akuntabilitas.

Untuk memastikan langkah kontrol keuangan harus dilaksanakan, bukan di atas kertas. Adalah manajer perusahaan harus membentuk "Laporan Keuangan Komprehensif" akuntabilitas. Mereka yang gagal pada laporan, laporan palsu, tidak bertanggung jawab atas laporan untuk menetapkan hukuman yang sesuai untuk memastikan bahwa "laporan komprehensif pada sistem keuangan" telah selesai dengan sukses.

Sumber: http://www.tekbar.net/id/system-integration/sme-financial-control-mode.html

UKM Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Pada pertengahan 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang menyebabkan jatuhnya perekonomian secara makro. Banyak perusahaan besar yang merupakan jantung perekonomian mengalami kebangkrutan, pabrik mengurangi pegawai, bahkan sampai stop beroperasi. Imbasnya, roda perekonomian mandek meski masih berputar.

Siapa yang mampu membuat roda itu tetap ber-putar?Temyata pengusaha kecil dan menengah yang melakukan itu. Memang tidak bisa disangkal bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan penyelamat bagi kita semua. Seperti yang dikatakan Deputi Sekjen ASEAN Sundram Pushpanathan di Jakarta saat workshop mengenai prospek ekonomi Asia Tenggara dan Amerika Latin beberapa waktu lalu, sektor UKM perlu ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi negara. Sektor UKM disebut-sebut sebagai sektor yang tahan terhadap krisis ekonomi global dan mampu bersaing di pasar. Namun, sektor UKM perlu peningkatan kapasitas usahanya baik dari sisi finansial maupun dari sisi pengembangan teknologi informasi (TI) yang digunakan agar dapat bersaing dan berkompetisi di pasar global.

Peningkatan kapasitas TI merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bagi usaha kecil dan menengah dan hal tersebut juga dapat menumbuhkembangkan roda usaha. Perkembangan TI sudah bergerak sangat cepat, baik dari sisi peranti keras (hardware) maupun peranti lunak (software) yang dapat membantu kinerja perusahaan.

Saatini telah banyakperantilunakyangdikembangkanagardapatmem-bantu proses bisnis dengan melakukan penyimpanan informasi atau data dari aktivitas yang telah terjadi pada suatu perusahaan. Pada dasarnya pe-nunjangpengambilankeputusanberdiripadainformasiataudatayangtelah diolah sedemikian rupa. Informasi atau data memegang peran yang sangat penting dalam sua tu perusahaan un tuk mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi dengan perusahaannya. Bisa juga sebagai basis evaluasi apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan? Untuk menjamin agar data tersebut dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya, dan tepat waktu, dalam pengolahan data tersebut diperlukan suatu alat yang dinamakan sistem informasi. Salah satu sistem informasi yang sangat diperlukan bagi manajemen perusahaan untuk mengolah data administrasi dan keuangan adalah sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mencakup proses dan prosedur pengelolaan informasi keuangan organisasi. Tujuan adalah sebagai bahan pelaporan kepada pihak internal mau-puneksternalperusahaan.Nantinyahasilnyadipakaidalammemenuhike-butuhan penyajian pelaporan keuangan secara baik dan bermutu. Dengan penggunaan sistem informasi ini dapat dilakukan pengawasan akuntansi/ keuangan dan pengendalian internal bagi pengusaha serta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilakukan dengan baik dan terkontrol.

Tentu hal ini sangat penting diaplikasikan untuk meningkatkan daya saing UKM dalam menghadapi produk China dalam ACFTAyang baru saja diaplikasikan. Hal ini akan bersinggungan langsung dengan pemerintah-dalam hal ini Kementerian Negara Koperasi dan UKM (Kementerian Negara KUKM)-yang telah menerapkan empat program untuk meningkatkan UKM. Program-program tersebut.pertama, kebijakan kredit usaha rakyat (KUR) yang alokasinya Rp20 triliun per tahun dengan berbagai persyaratan yang dipe rmudah.Kedua,revitalisasi pasar tradisional.Keriga, konsep onevillage one product (OVOP) atau sa tu kabupaten/kota memiliki sa tu produk unggulan.Keempdt.o/jficiaJ training un tuk pelaku KUKM. (*)

Sumber: http://www.mediacenterkopukm.com/detail-berita.php?bID=7107

Pentingnya Pencatatan Akuntansi bagi UKM

Informasi akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Magginson et al., 2000). Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Penyediaan informasi akuntansi bagi usaha kecil juga diperlukan khususnya untuk akses subsidi pemerintah dan akses tambahan modal bagi usaha kecil dari kreditur (Bank). Kewajiban penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil sebenarnya telah tersirat dalam Undang-undang usaha kecil no. 9 tahun 1995 dalam Undang-undang perpajakan. Pemerintah maupun komunitas akuntansi telah menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil.

Masih banyak usaha kecil menengah (UKM) yang belum menyelenggarakan pencatatan atas laporan keuangan usahanya. Akibatnya, mereka memang sulit mendapatkan kredit. Perlunya penyusunan laporan keuangan bagi UKM sebenarnya bukan hanya untuk kemudahan memperoleh kredit dari kreditur, tetapi untuk pengendalian aset, kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya yang terjadi yang pada akhirnya sebagai alat untuk pengambilan keputusan perusahaan.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah membentuk tim kerja untuk menyusun Standar Akuntansi Keuangan bagi Usaha Kecil dan Menengah. Hal ini karena keberadaan standar akuntansi keuangan (SAK) untuk usaha kecil dan menengah (UKM) sudah lama dinantikan. Penyusunan ini dengan mengadopsi draf International Financial Reporting for Small Medium Entreprise (IFRS for SMEs) yang telah diterbitkan pada Februari 2007. Adopsi yang dilakukan oleh DSAK-IAI akan lebih fleksibel, karena draf dari IFRS sangat kompleks.

Selama ini banyak dari UKM belum menyusun laporan keuangan karena ketiadaan standar akuntansi keuangan untuk UKM. Akibat hal itu perbankan menerapkan kriteria dan syarat penyaluran kredit yang sama antara usaha kecil menengah dan usaha besar, yang sebenarnya tidak tepat diukur dari kemampuan antarkeduanya. Terkait hal itu, Standar Akuntansi Keuangan untuk UKM sebagai infrastruktur UKM agar layak dari sisi peraturan bank harus berbeda dengan SAK non UKM.

Sumber:
 Lisa KS,
 http://accountingcommunity.blogspot.com/2008/05/pentingnya-pencatatan-akuntansi-bagi.html

Mahasiswa, Ekonomi, dan Pengembangan UKM

“Jarang ada sarjana yang terlibat di dalam UKM, terutama dalam hal pembukuan. Padahal, tanpa ada pihak eksternal pun, UKM masih membutuhkan Akuntansi untuk pembayaran pajak.”

Tahukah anda, bahwa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan usaha yang paling mampu bertahan ketika krisis ekonomi melanda tahun 1998?

Klasifikasi kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa usaha menengah adalah usaha yang aset per tahun mencapai 500 Jt – 10 M dengan omzet 2,5 M s/d 50 M. Sementara usaha kecil memiliki aset 50 juta s/d 500 juta dengan omzet 300 jt s/d 2,5 M per tahunnya. Usaha dengan omzet per tahun dan aset dibawah usaha kecil, disebut dengan usaha Mikro.

Sebagai penopang ekonomi masyarakat, UKM menjadi perhatian utama pemerintah. Tetapi, dukungan pemerintah terhadap pengembangan UKM bagi sebagian pengusaha di Tasikmalaya masih dirasa kurang. Kenyataannya, sulit bagi UKM mendapat pinjaman modal dari bank. Bunga yang dikenakan pun cukup besar yakni 18% per tahun, bandingkan dengan bunga bagi pengusaha besar yang hanya 10% per tahun karena jumlah pinjaman mereka lebih besar.

Masalah yang dihadapi UKM tak sebatas pendanaan, umumnya mereka lemah dalam standardisasi dan manajemen produksi yang membuat produksi tidak efisien sehingga harga jual menjadi lebih tinggi. Selain itu, mereka juga dihadapkan dengan masalah pembukuan modal yang tidak terstandar karena kebanyakan usaha dimulai dengan coba-coba tanpa adanya pengetahuan yang cukup tentang pasar, struktur organisasi, dan rencana usaha tertulis.

Belum selesai dengan urusan pendanaan dan manajemen produksi, keberadaan UKM di Indonesia mulai terancam oleh serbuan barang-barang murah produksi China. Hal ini semakin diperparah dengan ditandatangani perjanjian ACFTA (ASEAN and China Free Trade Agreement) yang semakin memudahkan para produsen dari China dan negara ASEAN lainnya untuk mengakses pasar di Indonesia dengan ketiadaan bea masuk dan tarif lainnya. Alhasil, produk tersebut akan semakin mendominasi permintaan pasar yang lebih menginginkan harga murah dibandingkan dengan produk lokal. Apalagi harga produk China yang awalnya memang murah sekali (meskipun kualitasnya jauh dibawah produk lokal), harga jualnya akan semakin turun dengan ketiadaan bea masuk. Sehingga ruang bagi pengusaha kecil dan menengah untuk meraih pembelinya menjadi lebih sempit, karena ruang jualan mereka direbut oleh produk-produk dari China.

Diantara kepungan produk China, perbankan dan pasar yang tidak kooperatif, dan masalah-masalah internal tersebut, apakah 51.261.909 UKM tersebut masih punya masa depan?

SAK-ETAP dan Solusi Masalah Internal UKM

Salah satu kekurangan utama UKM adalah sistem informasi akuntansi yang kurang memadai. Inilah yang menjadi akar masalah kesulitan UKM mengakses pinjaman perbankan, yaitu ketidaksesuaian laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Perubahan PSAK yang akan mengadopsi penuh Standar Akuntansi Keuangan Internasional (IFRS) di tahun 2012 , tentunya akan semakin menyulitkan UKM menstandarkan laporan keuangannya, karena PSAK tersebut lebih kompleks dan ditujukan bagi perusahaan yang akan listing dipasar modal.

Agar sistem berjalan lebih mudah bagi UKM, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) membuat standar yang lebih sederhana dengan menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan (untuk) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). SAK-ETAP dapat digunakan oleh 51.261.909 UKM di Indonesia (yang tidak terdaftar di pasar modal) untuk membuat laporan keuangan, yang akan berguna untuk pihak eksternal, seperti kreditor atau investor. SAK-ETAP juga merupakan solusi permasalahan internal perusahaan, terutama bagi manajemen yang cepat puas dengan kondisi yang ada tanpa melihat kondisi keuangan yang sebenarnya.

Peran Mahasiswa dan Universitas dalam Pengembangan UKM

Faktanya, sulit bagi UKM untuk mengakses teknologi sistem informasi ini. Kondisi ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa dan universitas untuk turut andil dalam pengembangan perekonomian daerah dengan mentransfer teknologi dan pengetahuan SAK-ETAP bagi usaha kecil dan menengah.

Pengetahuan mengenai SAK-ETAP dan standar akuntansi keuangan lainnya dapat menjadi peluang karir bagi mahasiswa, terutama didaerah yang memiliki banyak UKM tetapi belum terstandar dengan baik. Pengembangan UKM di mata mahasiswa seringkali terabaikan karena adanya kecenderungan rencana masa depan bekerja pada perusahaan bonafid di kota-kota besar. Padahal, jika UKM dan produknya bisa lebih stabil, efisien, dan terencana dengan baik, mereka bisa berada dalam posisi tawar yang lebih kuat di mata pasar lokal dan di tengah kepungan produk luar.

“UKM lah yang benar-benar menyelamatkan perekonomian akar rumput: membuat salah seorang penduduk mampu membeli odol, sabun, dan shampo, mampu melunasi PBB, dan mencegah para Ibu rumah tangga di Rajapolah beralih menjadi TKW ke Arab.”

Sumber:

- Rina Amalia Budiati Dan Almahira Az Zahra,

- http://mylearningissue.wordpress.com/2010/08/15/mahasiswa-ekonomi-dan-pengembangan-ukm/